Jumat, 23 Mei 2008

Rasanya aku ingin istirahat sebentar


Aku menangis...
Sudah lama sekali tidak menangis.
Aku sedang lelah...
Diam-diam aku ingat tindakan bodohku hari ini. Tadi pagi aku mengirim sms ke seorang akhwat kakak kelas yang aku hormati.
"Mba, afwan ana ga bisa ikut dauroh. Ana ga mau. Ana ga punya alasan yang syar'i. Silahkan saja kalau mau menghukum. Iqobnya ana terima."
Leganya...
Saat ini aku sedang lelah... Aku hanya ingin bisa istirahat. Sebentaaaaar saja... Saat ini aku merasa tidak ada waktu untuk diriku sendiri. Aku terlampau jauh dari pijakanku, aku lelah dan ingin istirahat.
Dengan langkah lemah aku menaiki tangga kosku, berjalan menuju kamarku. Kamarku berantakan sekali... Cucian kotor menumpuk. Buku-buku berserakan. Koran-koran berhamburan. Kertas-kertas dengan nilai jelek bergelimpangan. Ah aku sudah lama tidak berlama-lama di dalam kamar kosku.
Dalam pikiranku yang sudah penat ini, aku teringat rumah. Aku ingin pulang...
Andai aku ada di rumah pasti aku tidak begini. Ada Mbak Pairah yang akan membereskan tempat tidurku, mencuci bajuku, membereskan meja belajarku, bahkan mencarikan kaos kakiku yang hilang karena aku sangat tidak rapi. (mbak... I miss u)
Aku sangat penat...
Aku mulai melamun, memikirkan enaknya bersama ibu, bersama ayah... Aku mulai berandai-andai... Dan semakin sakit saat aku membuka mata dan menemui kenyataan. Aku sedang merantau, sendiri dan kelelahan...
Sudah malam... Mataku sudah tidak enak untuk tetap terjaga. Padahal masih jam 19.45 WIB. Aku sudah ingin tidur. Tapi aku harus menyelesaikan tugas kelompokku. Teman-temanku rasanya sungguh tega! Sungguh aku harus menyelesaikan tugas 2x lipat dibanding mereka. Mereka sungguh tahu kalau aku tak bisa mengelek. Ah sungguh terlalu..
Di sela haru biru perasaanku. terdengar suara
"Assalamu'alaikum... Dek mi..??? Lagi di kamar dek?"
"Wa'alaikumusalam warohmatullah... Iya mba, masuk aja" sahutku.
"Eh mbak as." Susulku setelah melihat wajahnya. Sedikit shock karena yang datang adalah kakak kelas yang ku sms tadi.
"Ayo cerita!" Katanya tanpa basa-basi.
"Cerita apa mba?"
"Cerita aja, apa aja. Mau yang serius atau becandaan juga ga papa. Sok atuh.."
Aku diam. Dia mengelus kepalaku.
"Ceritalah..."
Ah, aku tertawan. Aku menangis. Aku menyerah dan mengeluh...
"Salah ya mba klo ami capek? Salah ya mba klo ami mau istirahat? Salah ya mba klo ami ga ikut pelatihan sehari aja?" Aku sesegukkan.
"Ya enggak lah, masa ya enggak dong, apalagi ya enggak deh.. Manusiawi lah dek..."
"Trus kok ami merasa salah? Salah ga mba klo ami mau ngurusin diri sendiri?"
dia tersenyum "Ami sih, dipikirin mulu. Ga usah dipikirin. Lagian mau bolos pelatihan wajib kok pake izin?".
"Ami kan komitmen mba..."
"komitmen kok ngabur?"
"Kan ami mau ngurusin diri sendiri. Ami bolos pelatihan soalnya ami mau nyuci, mau ngerjain tugas, mau beres-beres kamar, mau tidur... Ami dah lama ga tidur enak..." Aku mulai ngawur.
"Ah, ami. Yaudah deh, ga papa ga ikut pelatihan. Silahkan klo ami bener-bener capek.Oke mba pulang dulu dah mau jam 9 malem. Yuk Assalamu'alaikum..."
Mba As meninggalkanku dalam keadaan melonggo. Aku bingung... Kok aku ga dimarahi. Aku dibolehkan bolos pelatihan. Apa-apaan nih??? Aku jadi semakin tertonjok.
Akhirnya aku sadar lagi. Aku benar-benar salah. Aku tidak bisa istirahat. Aku sudah faham itu. Kenapa aku terfikir untuk istirahat, padahal aku sudah menyedari aku salah. Ah dasar manusia, ga bisa meleng sedikit saja. Setan dah masuk ke otak. Aku tersadar...
Aku menangis...

Ah aku ingin istirahat yang benar, di syurga saja... Aamiin...

Tidak ada komentar: